Dampak Wabah Corona Tehadap Sektor Pariwisata Indonesia

Dengan diterapkannya physical distancing, tentu saja kita tidak bisa lagi jalan-jalan dan travelling seperti biasa atau berakhir pekan bersama keluarga. Apapun namanya, hal ini sangat berdampak atas aktivitas semua penggiat pariwisata, baik dari wisatawan, agen operator (biro perjalanan wisata) dan kolega yang selama ini hidup dari pendapatan dari pariwisata. Selain agen perjalanan sejumlah hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena dampak dari virus corona ini.

Bukan saja  hanya bagi para wisatawan domestic, penurunan drastis angka turis mancanegara juga merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Produk produk lokalpun yang selama ini kita jumpai disetiap destinasi yang kita kunjungi juga sangat terkena dampaknya. Masyarakat yang selama ini membuat produk seperti oleh oleh, kerajianan tangan, kain tenun, makanan tradisional dan lainnya yang dikemas dari kearifan lokal setempat, sekarang harus berubah haluan mencari pencaharian baru. 

Pekerja juga terkena dampak virus corona bagi perekonomian sektor pariwisata, dan akan mencari cara menghasilkan uang dari rumah saat instruksi tinggal dirumah masih diterapkan pemerintah. Dilansir dari laman Liputan6, World Travel & Tourism Concil memprediksi, akan ada 75 juta tenaga industri Perjalanan dan pariwisata yang bisa kehilangan pekerjaan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutma Kusubandio menyebut, industri pariwisata kemungkinan baru akan pulih pada tahun 2022 mendatang. Pihaknya pun telah mempersiapkan skenario tahapan mitigasi dari tanggap darurat, pemulihan, hingga normalisasi. 

Tentunya bukan hanya sector pariwisata saja yang mengalami hal ini bahkan seluruh dunia yang terjangkit covid_19 ini. Kita dituntut untuk hidup survive ditengah meluasnya wabah tersebut, buat kreativitas selama dirumah, segala hal yang positif sambil menunggu status darurat nasional dicabut, dan kembali normal. Semoga wabah ini cepat selesai dan kita semua selalu tetap dalam lindungan Allah.